logo Kompas.id
OpiniPemikiran Bung Karno dan Arah ...
Iklan

Pemikiran Bung Karno dan Arah Kepemimpinan Perguruan Tinggi

Untuk mengakhiri kekisruhan kepemimpinan perguruan tinggi, marwah institusi perguruan tinggi harus dikembalikan sebagai komunitas masyarakat ilmiah, bukan komunitas politisi yang terbelah-belah.

Oleh
HAFID ABBAS
· 1 menit baca
Ilustrasi
SUPRIYANTO

Ilustrasi

Ada satu analogi menarik dari isi kuliah umum Presiden Soekarno di hadapan para mahasiswa, dosen, dan seluruh unsur sivitas akademika Universitas Gadjah Mada di kampus UGM pada 21 Februari 1959. Pada saat itu, mengawali kuliah umumnya, Bung Karno mengomentari cara Lina, mahasiswa UGM, yang baru saja selesai memimpin lagu ”Indonesia Raya”. Kepemimpinan Lina itu dianalogikan oleh Bung Karno sebagaimana membangun Indonesia berdasarkan Pancasila.

Bung Karno mengemukakan, ”Di dalam penyelenggaraan masyarakat adil dan makmur semua memberikan tenaganya. Insinyur-insinyur memberi tenaganya, dokter-dokter memberi tenaganya, tukang-tukang gerobak memberi tenaganya, ahli-ahli ekonomi memberi tenaganya, semua memberi tenaganya. Bercorak macam, tetapi toh menjadi satu harmoni, menyusun satu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Tadi juga demikian, macam-macam suara saya dengar. Tetapi di bawah pimpinan ananda Lina, bukan main merdunya. Saya dengar ada suara bas; saya dengar ada suara laki-laki tetapi sopran, seperti burung sikatan suara itu. Saya mendengar ada suara yang gemetar, ada suara yang betul-betul bergelora, tetapi semuanya bersama-sama memperdengarkan satu lagu ‘Indonesia Raya’ yang membangkitkan keharuan hati.”

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan