logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMenyelamatkan Ibu dan Bayi
Iklan

Menyelamatkan Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu dan anak baru lahir di Indonesia masih tinggi. Untuk menurunkannya perlu langkah-langkah simultan baik dari aspek kesehatan, sosial, maupun budaya.

Oleh
Redaksi
Β· 0 menit baca
Bayi Arjuna (1 hari) diletakkan di dekat kasur ibunya, Flora Handayani (32), saat bidan memeriksa kondisi ibu dan bayi pascapersalinan di RSUD Abdul Moeloek, Bandar Lampung, Lampung, Sabtu (3/10/2015). Saat itu, Lampung merupakan salah satu provinsi dengan angka kematian ibu melahirkan tertinggi.
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO

Bayi Arjuna (1 hari) diletakkan di dekat kasur ibunya, Flora Handayani (32), saat bidan memeriksa kondisi ibu dan bayi pascapersalinan di RSUD Abdul Moeloek, Bandar Lampung, Lampung, Sabtu (3/10/2015). Saat itu, Lampung merupakan salah satu provinsi dengan angka kematian ibu melahirkan tertinggi.

Meski menurun, angka kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia masih tinggi, bahkan termasuk tinggi di kawasan Asia Tenggara.

Per 2020, angka kematian ibu (AKI) 189 per 100.000 kelahiran hidup (Kompas, 7/6/2023). Bandingkan dengan negara-negara tetangga, berdasar data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2017, AKI Singapura 8, Malaysia 29, Brunei Darussalam 31, Thailand 37, Vietnam 43, Filipina 121, dan Kamboja 160 per 100.000 kelahiran hidup. Adapun angka kematian bayi (AKB) baru lahir di Indonesia, per 2020, mencapai 16,85 per 1.000 kelahiran hidup atau di urutan kelima tertinggi di Asia Tenggara.

Editor:
ANTONIUS TOMY TRINUGROHO
Bagikan