Bahasa
Keratabasa
Keratabasa dan akronim memang tampak mirip dan membuat kita bingung membedakannya. Pemahaman terhadap asal-usul dan konsep penciptaan di belakang kedua fenomena bahasa itu adalah kuncinya.

Suasana sahur di dalam tenda salah satu pengungsi di Kampung Kawunggading, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (24/3/2023). Kata sahur bukanlah akronim sarapan khusus Ramadhan.
Bermain-main dengan bahasa memang menyenangkan. Selain sebagai alat, bahasa juga dapat merangsang gairah berkreasi para penggunanya. Adakalanya, karena memang ada porsinya tersendiri, bahasa diperlukan hanya untuk bersenang-senang. Dalam hal ini bahasa menunjukkan fungsi ekspresi.
Karena masuk akal, berkesesuaian dengan realitas, sangat mungkin banyak orang terkecoh dengan kata sahur. Orang-orang yang tidak terbiasa berpikir sebagaimana orang bahasa berpikir boleh jadi menelan mentah-mentah informasi sahur sebagai akronim sarapan khusus Ramadhan, seperti banyak dibicarakan pada bulan puasa lalu.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 5 dengan judul "Keratabasa".
Baca Epaper Kompas