logo Kompas.id
›
Opini›Keratabasa
Iklan

Bahasa

Keratabasa

Keratabasa dan akronim memang tampak mirip dan membuat kita bingung membedakannya. Pemahaman terhadap asal-usul dan konsep penciptaan di belakang kedua fenomena bahasa itu adalah kuncinya.

Oleh
Ahmad Hamidi
· 1 menit baca
Suasana sahur di dalam tenda salah satu pengungsi di Kampung Kawunggading, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (24/3/2023). Kata<i> sahur</i> bukanlah akronim <i>sarapan khusus Ramadhan</i>.
REBIYYAH SALASAH

Suasana sahur di dalam tenda salah satu pengungsi di Kampung Kawunggading, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (24/3/2023). Kata sahur bukanlah akronim sarapan khusus Ramadhan.

Bermain-main dengan bahasa memang menyenangkan. Selain sebagai alat, bahasa juga dapat merangsang gairah berkreasi para penggunanya. Adakalanya, karena memang ada porsinya tersendiri, bahasa diperlukan hanya untuk bersenang-senang. Dalam hal ini bahasa menunjukkan fungsi ekspresi.

Karena masuk akal, berkesesuaian dengan realitas, sangat mungkin banyak orang terkecoh dengan kata sahur. Orang-orang yang tidak terbiasa berpikir sebagaimana orang bahasa berpikir boleh jadi menelan mentah-mentah informasi sahur sebagai akronim sarapan khusus Ramadhan, seperti banyak dibicarakan pada bulan puasa lalu.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 5 dengan judul "Keratabasa".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...