Mengajar dan Meneliti di Negeri Sendiri
Kita sudah mencoba mereformasi pendidikan tinggi, tetapi tidak cukup cepat dan masif untuk mewujudkan visi Indonesia 2045. Harus ada terobosan dan percepatan, dan ini mesti jadi agenda para calon pemimpin bangsa.
Meski menjadi pejabat eselon I selama tujuh tahun di lingkungan Istana pada 2012-2019, lalu membantu penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi, serta kini menangani pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia, kalau ditanya soal pekerjaan, selalu dengan bangga saya bilang: akademisi.
Sejak lulus sarjana tiga dekade yang lalu, saya aktif di ranah masyarakat sipil dan sepuluh tahun terakhir ini di lingkungan pemerintahan. Namun, selama itu juga, saya selalu terhubung dengan kampus, baik di dalam maupun di luar negeri—termasuk delapan tahun (2004-2012) menjadi akademisi di Universitas Manchester, Inggris. Pengalaman itu memengaruhi perjalanan karier profesional saya, sekaligus menjadi pijakan refleksi saat merenungkan hubungan antara dunia akademik dan cita-cita meraih kemajuan.