logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMenolak Eufemisme Pembangunan ...
Iklan

Menolak Eufemisme Pembangunan Desa

Kinerja kementerian harus diarahkan pada keterbukaan informasi publik. Terutama yang terkait dengan capaian indikator-indikator pembangunan desa. Tidak melestarikan eufemisme dalam pembangunan seperti masa Orde Baru.

Oleh
A HALIM ISKANDAR
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VVxcxh8AeU85hoOEqSCA6ftzA7o=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F04%2F12%2F1bbfd190-7cd5-42e0-88c0-50a5cfd486b9_jpg.jpg

Salah satu kritik terhadap pembangunan di era Orde Baru adalah kuatnya penggunaan kuasa bahasa untuk membentuk wacana yang menguntungkan penguasa.

Ada buku bunga rampai berjudul Bahasa dan Kekuasaan: Politik Wacana di Panggung Orde Baru (1996). Disunting oleh Yudi Latif dan Idi Subandy Ibrahim, buku itu memuat tulisan para ilmuwan ternama. Ada Ariel Heryanto, Ben Anderson, Daniel Dhakidae, Goenawan Mohamad, Ignas Kleden, AS Hikam, Mochtar Prabottingi, Taufik Abdullah, hingga Soedjatmoko. Buku itu banyak membahas kaitan antara (kuasa) bahasa, pembangunan (-isme), dan politik Orde Baru.

Editor:
SRI HARTATI SAMHADI, YOHANES KRISNAWAN
Bagikan