Konflik Papua dan Tanggung Jawab Intelektual
Kaum intelektual harus berperan dalam perumusan kebijakan srategis di Papua, seperti pembentukan KKR hingga bersolidaritas dengan massa untuk mendesak pemerintah dalam penyelesaian konflik Papua.
Konflik Papua yang telah berlangsung sejak 1969 adalah salah satu yang terlama dalam sejarah manusia modern. Sebagai sumber utama ketidakstabilan politik, konflik yang disertai kekerasan merupakan penghambat besar bagi kemajuan suatu bangsa. Kasus Papua memiliki implikasi yang signifikan bagi peminggiran kemanusiaan, mulai dari banyaknya pengungsi domestik, kelaparan, tutupnya sekolah dan fasilitas kesehatan, hingga lumpuhnya aktivitas pemerintahan.
Ada sejumlah inisiatif pembangunan yang dilakukan pemerintah, termasuk otonomi khusus, pemekaran, dan infrastruktur. Namun, konflik di Papua terus terjadi dan cenderung semakin berkembang. Terbaru, kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyandera pilot dan 15 warga di Nduga (Kompas, 6/2/2023). Mereka masuk ke pusaran konflik meski sebenarnya tak terlibat. Dengan begitu, konflik Papua memiliki beragam motif dan derajat kompleksitas yang tinggi. Akibatnya, banyak korban jiwa dan perdamaian yang sulit terwujud.