logo Kompas.id
OpiniDesa yang Menjaga Devisa
Iklan

Desa yang Menjaga Devisa

Remah-remah devisa dari hasil ekspor pelaku UKM dan petani di desa dapat turut menjaga “senjata” penstabil rupiah. Mungkin nilainya tidak akan sebanding dengan devisa hasil ekspor yang disimpan di luar negeri.

Oleh
Hendriyo Widi
· 1 menit baca
Para pekerja industri plasma wig dan bulu mata di Desa Bojanegara, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (28/9) sedang menyelesaikan kerajinan bulu mata pesanan salah satu pabrik. Menjadi pekerja plasma semakin banyak dipilih tenaga kerja perempuan setempat terutama ibu-ibu rumah tangga karena meskipun pendapatan murni disesuaikan banyaknya bulu mata yang bisa diselesaikan.
KOMPAS/GREGORIUS MAGNUS FINESSO

Para pekerja industri plasma wig dan bulu mata di Desa Bojanegara, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (28/9) sedang menyelesaikan kerajinan bulu mata pesanan salah satu pabrik. Menjadi pekerja plasma semakin banyak dipilih tenaga kerja perempuan setempat terutama ibu-ibu rumah tangga karena meskipun pendapatan murni disesuaikan banyaknya bulu mata yang bisa diselesaikan.

Sementara banyak eksportir besar menyimpan devisa di negara lain, pelaku usaha kecil menengah di sejumlah desa berupaya menjaga pundi-pundi devisa Indonesia. Melalui bulu mata palsu, kopi, kakao, lada, dan tenun, mereka turut menyumbang remah devisa di saat cadangan devisa yang tergerus dan kinerja ekspor yang mulai beranjak turun.

Siapa sangka produk bulu mata usaha kecil menengah (UKM) di sejumlah desa di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, telah merambah 16 negara. Beberapa di antaranya adalah Amerika Serikat, Kanada, Turki, Zimbabwe, Nigeria, Belanda, Jepang, India, Meksiko, dan Perancis.

Editor:
NUR HIDAYATI
Bagikan