logo Kompas.id
OpiniKena Mental
Iklan

Kena Mental

Istilah ”kena mental” mengiang dan berseliweran di jagat maya, khususnya di media sosial. Pandemi turut berkontribusi dalam memopulerkan istilah ini. Berterimakah ia?

Oleh
Darmawati MR
· 0 menit baca
Remaja membuat lukisan saat mengikuti kegiatan Kotabaru Pagi-pagi di Jalan Suroto, Kotabaru, Yogyakarta, Minggu (12/2/2023). Dalam bermedsos, warganet, terutama kaum remaja-muda, memiliki sejumlah penggunaan bahasa yang aneh, seperti <i>kena mental</i>.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Remaja membuat lukisan saat mengikuti kegiatan Kotabaru Pagi-pagi di Jalan Suroto, Kotabaru, Yogyakarta, Minggu (12/2/2023). Dalam bermedsos, warganet, terutama kaum remaja-muda, memiliki sejumlah penggunaan bahasa yang aneh, seperti kena mental.

Bahasa Indonesia bertransformasi, tidak hanya dari waktu ke waktu, tetapi juga dari dunia gim ke dunia nyata. Sebut saja frasa kena mental.

Warganet (terutama di Twitter) dan masyarakat awam semakin fasih bercakap dengan bahasa Indonesia yang ganjil itu, media daring ikut latah menggunakannya. Frasa yang konon berasal dari gim mobile legends ini rutin menghiasi media massa dan media sosial pada 2022, serta kita temui di mana-mana.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan