logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊTurbulensi Politik di Negeri...
Iklan

Turbulensi Politik di Negeri Jiran

Suhu politik di Malaysia memanas. Pemicunya adalah keputusan Perdana Menteri Ismail Sabri Yakoob membubarkan parlemen, memicu pemilu yang dipercepat.

Oleh
Redaksi
Β· 1 menit baca
Dalam foto yang diambil dan dirilis oleh Departemen Informasi Malaysia, 7 Oktober 2022, ini terlihat Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob (kanan) tersenyum sebelum memaparkan anggaran belanja pemerintah tahun 2023 dalam sidang parlemen di Kuala Lumpur, Malaysia.
AFP/MALAYSIA

Dalam foto yang diambil dan dirilis oleh Departemen Informasi Malaysia, 7 Oktober 2022, ini terlihat Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob (kanan) tersenyum sebelum memaparkan anggaran belanja pemerintah tahun 2023 dalam sidang parlemen di Kuala Lumpur, Malaysia.

Alasan resmi yang disampaikan Ismail, saat mengumumkan dalam pidato, Senin (10/10/2022), ialah mewujudkan stabilitas politik dan menciptakan pemerintahan yang kuat, stabil, dan dihormati. Ia berpandangan, hal itu hanya bisa dicapai dengan mengembalikan mandat kepada rakyat dan memberikan kesempatan kepada rakyat untuk menentukan pilihan. Mandat rakyat ialah obat penawar terkuat, katanya.

Dalam empat tahun terakhir, setelah pemilu tahun 2018, Malaysia seolah tiada henti dirundung kekisruhan, ketidakstabilan, dan gonjang-ganjing politik. Didahului skandal megakorupsi dana perusahaan investasi pemerintah 1MDB, yang menyeret pucuk pemimpin pemerintahan, Perdana Menteri (PM) Najib Razak, pendulum politik di negeri jiran itu berubah dramatis dengan tumbangnya koalisi Barisan Nasional yang dimotori Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) untuk pertama kalinya di tangan kelompok oposisi.

Editor:
PAULUS TRI AGUNG KRISTANTO, MUHAMMAD SAMSUL HADI
Bagikan