logo Kompas.id
OpiniDiorama
Iklan

Diorama

Ini zaman modern. Penguasa tidak dapat sepenuhnya bertumpu pada aura magis warisan memori mitos melulu. Kekuasaannya harus bersifat fungsional nan rasional: legitimasinya harus bersandar pada delegasi wewenang rakyat.

Oleh
JEAN COUTEAU
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/bB8FxEC5kLmjjKw-ZJLPcdjiPCE=/1024x1260/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F08%2F27%2F113ebc64-c925-40bc-b35c-1d761c9e71fb_jpg.jpg

”Pak Jean, Anda harus menonton diorama Yogyakarta, di gedung Arsip.” Mendapat tawaran ini dari teman-teman aktivis Republik Imajiner Malioboro, saya tidak bisa menolak meskipun saya sebenarnya bukan tipe orang yang suka tontonan yang serba ramai dan hipermodern.

Saya lebih suka alam perdesaan, jauh dari kota. Namun, melihat siapa yang menawarkan—kelompok teman ”intelek” yang bertemu secara berkala untuk memberikan napas baru pada kehidupan budaya di Yogya—saya mengiyakan tawaran itu. Siapa tahu saya mendapatkan sesuatu yang baru.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan