ETALASE
Tentang 77, 350, dan Hal-hal Historis Lainnya
Orde Lama dan Baru tampaknya punya ”versi steril” yang ingin mereka ajarkan. Pengajarannya membosankan, acap sekadar menghafal tahun dan nama tertentu, bukan membahas pokok dan konteks kejadian, apalagi keragaman tokoh.

Ilustrasi
Saya tidak lupa bagaimana, saat bersekolah di benua seberang, teman sekelas dari Belanda pernah santai berujar bahwa bukan saja ia tahu orang Indonesia berpendapat kemerdekaan kita terjadi pada 1945 setelah 350 tahun dijajah bangsanya, melainkan juga ia diberi tahu guru sejarahnya untuk tidak mendebat balik kita.
Kalimat itu saya dengar tak lama setelah Reformasi, saat kebebasan informasi masih terlalu dini untuk melahirkan buku-buku sejarah yang lebih terbuka ketimbang versi yang didoktrinkan Orba selama 32 tahun. Beberapa tahun kemudian, baru lah saya menemukan sumber-sumber bacaan baru, di mana saya ketahui bahwa Belanda berpendapat Indonesia merdeka pada 1949, sementara banyak sejarawan Belanda tak sepakat bahwa Belanda menjajah Indonesia selama 3,5 abad.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 9 dengan judul "Tentang 77, 350, dan Hal-Hal Historis Lainnya".
Baca Epaper Kompas