logo Kompas.id
OpiniTirani Metrik di Perguruan...
Iklan

Perguruan Tinggi

Tirani Metrik di Perguruan Tinggi

Penggunaan metriks sangat populer di perguruan tinggi Indonesia. Akan tetapi hal itu melahirkan sisi paradoks yang memprihatinkan. Metrifikasi membuat perguruan tinggi sulit keluar dari jebakan birokrasi administrasi.

Oleh
RAKHMAT HIDAYAT
· 1 menit baca
-
DIDIE SW

-

Istilah tirani metrik pertama kali dikemukakan Jerry Z Muller dalam bukunya, The Tyranny of Metrics. Buku terbitan 2018 ini membongkar praktik hegemoni metrik dalam berbagai ranah, seperti sekolah, universitas, medis, militer/kepolisian, filantropi sosial, hingga bantuan asing.

Muller melakukan kerja penting dalam dua hal. Pertama, dia menjelaskan kenapa penggunaan metrik sangat populer dalam berbagai isu sosial pendidikan. Muller juga memotret praktik metrik di berbagai ranah dengan berbagai turunan kebijakannya, seperti beban/angka kinerja, kinerja kepuasan mahasiswa dan pemangku kepentingan, serta ranking institusi.

Editor:
SRI HARTATI SAMHADI, YOHANES KRISNAWAN
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Tirani Metrik di Perguruan Tinggi".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan