Tata Kelola Perguruan Tinggi
Membangun “Jembatan” Akademisi dan Praktisi
Tugas perguruan tinggi bukan sekadar mengajarkan keterampilan saat ini, melainkan juga membangun kajian akademik untuk mempersiapkan mahasiswa mampu menganalisis dan mempersiapkan solusi masalah pada masa mendatang.

Ilustrasi
”Ah itu kan terorinya, praktiknya bisa berbeda”. Kalimat tersebut terlalu amat sering kita dengar. Tampaknya sederhana, tetapi sejatinya sindiran tajam bagi para akademisi yang gagal menjelaskan fenomena empiris.
Publik menilai bahwa diskusi akademik di perguruan tinggi seperti menara gading yang terputus dari persoalan empiris di dunia kerja. Akibatnya, mahasiswa yang belajar di kampus-kampus juga dinilai belum siap kerja. Masalah klasik ini menginspirasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk merevitalisasi keterhubungan antara akademik dan praktik melalui program ”Praktisi Mengajar” (Kompas, 4/6/2022).