logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊSimulakra Manusia Urban dan...
Iklan

Simulakra Manusia Urban dan Obsesi Seno Gumira Ajidarma

Simulakra menjadi obsesi Seno Gumira Ajidarma untuk menyingkap citra yang menopengi kebusukan realitas dalam novelanya. Ia menelusuri makna dusta perilaku konsumeris dan hedonis dalam praktik prostitusi manusia urban.

Oleh
S PRASETYO UTOMO
Β· 1 menit baca
Didie SW
DIDIE SW

Didie SW

Dari cerpen Seno Gumira Ajidarma, Pelajaran Mengarang, kemudian dialihwahanakan ke dalam skenario film Ibuku Seorang Pelacur, kini hadir sebagai novela Marti & Sandra (Penerbit Buku Kompas, 2022). Sebagai seseorang yang pernah menulis disertasi tentang novel Seno Gumira Ajidarma, saya memahami teori proses kreatifnya. Secara sederhana, dapat saya katakan bahwa novela Seno Gumira Ajidarma ini bermula dari defamiliarisasi tokoh cerpen Pelajaran Mengarang. Ia tidak menciptakan teks sastra dengan karakter tokoh beroposisi biner: baik-buruk, benar-salah, kalah-menang. Dari kekuatan karakter tokoh mengalirlah motif, struktur narasi, dan kisah. Meskipun tokoh itu seorang pelacur, tetaplah mempresentasikan kekuasaan dan hati nurani sebagai manusia.

Tokoh Marti, seorang pelacur dan Sandra, anak gadisnya, hidup sebagai manusia urban yang berhadapan dengan persoalan-persoalan paradoks pencarian identitas diri. Struktur narasi novela ini menyingkap simulakra: kedok-kedok kebusukan manusia urban. Saya memaknai simulakra sebagai representasi yang tampak bersumber atau berdasar pada hal yang secara ontologis palsu atau tidak tulen sehingga keberadaannya hanya absah berdasar pada status realitasnya sendiri. Simulakra, sebagaimana dikatakan Baudrillard, merujuk pada konsumerisme masyarakat yang berdasarkan pada klaim konsumsi citra.

Editor:
YOHANES KRISNAWAN
Bagikan