logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊIlmu Pengetahuan dan Kuasa...
Iklan

Ilmu Pengetahuan dan Kuasa Politik

Kebijakan nasionalisasi pada awal kemerdekaan turut mengubah tatanan sains. Namun pemerintah luput merasionalisasi kedudukan dan peran para ilmuwan agar tidak terikat oleh kepentingan politik dan birokrasi.

Oleh
FADLY RAHMAN
Β· 1 menit baca
Heryunanto

Polemik terkait peleburan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan beberapa lembaga riset ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) masih hangat diperbincangkan. Kesan politis di balik peleburan ini dikhawatirkan oleh sebagian kalangan ilmuwan dan peneliti dapat mengancam marwah riset berdasarkan spirit ilmu pengetahuan yang benih-benihnya telah dipupuk sejak lampau.

Ketika kabar peleburan beredar, nama Eijkman seketika mencuat. Ahli patologi dan bakteriologi Belanda Christian Eijkman dianggap sebagai tokoh penting dalam awal perkembangan sains (wetenschap) di Indonesia. Sejak ia menjejakkan kakinya di Hindia Belanda pada 1883, lalu menjabat sebagai Direktur Geneeskundig Laboratorium (Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat) pada 1888, riset penting yang dilakukan Eijkman adalah penyelidikan beri-beri.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan