logo Kompas.id
โ€บ
Opiniโ€บMembendung Oligarki
Iklan

Membendung Oligarki

Liberalisasi politik dengan bermacam pemilu membuat posisi oligark cukong dan politik menguat. Oligark super kaya dan kaya kian banyak jadi politisi. Dampaknya, mereka menguasai kebijakan terkait kepentingan publik.

Oleh
Azyumardi Azra
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/B1Z-NOSQJ3RNkZuh1Tt0NrDu0CU=/1024x1323/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2F57940285_1550682161.jpg
ABK

Azyumardi Azra

Meningkatnya oligarki merupakan salah satu fenomena paling menonjol di tengah perkembangan politik Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan oligarki sering disebut banyak lembaga dan pengamat politik Indonesia sebagai salah satu indikator utama kemunduran demokrasi Indonesia. Oligarki terus meningkat dengan kian menguatnya koalisi politik gemuk fraksi-fraksi di DPR. Koalisi besar pro-rezim; F-PDIP, F-PG, F-Nasdem, F-PKB, F-Gerindra, F-PPP, dan F-PAN, dapat melakukan langkah politik apa pun. Dua fraksi sisanya: FPKS dan F-Partai Demokrat, hampir tak berdaya membendung langkah oligarki politik.

Meningkatnya oligarki yang hampir tidak terbendung terlihat dalam sejumlah langkah politik pejabat publik puncak dan elite politik di lingkungan eksekutif dan legislatif. Mereka yang bisa disebut โ€oligarkโ€ (oligarch) politik sering mengambil keputusan menyangkut kepentingan publik dan hajat orang banyak di dalam lingkaran mereka sendiri. Oligarki politik tidak melibatkan warga yang diwakili masyarakat madani, asosiasi dan serikat profesi, ormas dan LSM.

Editor:
Madina Nusrat
Bagikan