Mural, Bintang, dan Seni Parabelia
Bintang Tanatimur adalah bagian sejarah perkembangan yang seru itu. Ia adalah contoh parabelia masa kini yang bisa bebas melompat dari kertas menuju ke mana saja : ke batu kali, balok kayu, kulkas dan dinding kosong.
Beberapa waktu lalu seorang sahabat mengirimkan foto-foto lukisan lewat whatsapp. Saya mengatakan bahwa banyak lukisan yang keren di situ. Saya meyakini deretan lukisan itu adalah karya seniman Institut Seni Indonesia. Karena pilihan tema dan eksplorasi mediumnya mengindikasikan kreasi orang dewasa. Tapi keyakinan saya terpatah ketika ia menjawab bahwa semua itu adalah karya anaknya, Bintang Tanatimur. Lelaki kategori usia parabelia (di bawah 17 tahun), lantaran ia lahir pada 18 Agustus 2005.
Alhasil nama Bintang - yang juga pandai bermain musik - terus saya perhatikan. Sampai beberapa bulan lalu kala ia diberitakan memanjat-manjat stager di kampungnya di Yogyakarta untuk membuat mural (lukisan dinding) dengan tema filosofis : Urip iku urup, yang artinya, hidup itu (harus) menyala. Selarik ungkapan penyemangat yang berkonteks dengan situasi masyarakat Indonesia yang “hidupnya sedang redup” lantaran dilanda Covid-19.