logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊPerang Abadi atau Perdamaian
Iklan

Perang Abadi atau Perdamaian

Dunia internasional berharap Amerika Serikat menggunakan momentum gencatan senjata untuk menggulirkan proses perdamaian Israel-Palestina yang macet sejak 2014. Hanya dengan perdamaian yang adil konflik bisa diakhiri.

Oleh
SMITH AL HADAR
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/vB2p_nGbIFK15RHOMOlIMXTEFrc=/1024x681/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2F000_9A333T_1621150450.jpg
AFP/JOSEPH PREZIOSO

Ribuan orang berkumpul selama unjuk rasa untuk mendukung Palestina di Copley Square di Boston, Massachusetts, AS, pada 15 Mei 2021. Pengunjuk rasa menyerukan diakhirinya pendanaan internasional dan AS untuk militer Isreal. Presiden AS Joe Biden, dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menyatakan "keprihatinan besar" Sabtu atas maraknya kekerasan di Israel dan Gaza.

Setelah perang brutal 11 hari, pada 21 Mei Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata tanpa syarat. Beberapa jam kemudian, gencatan senjata yang rapuh itu langsung diuji ketika aparat Israel mengambil tindakan keras terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat untuk membubarkan massa yang merayakan "kemenangan" Hamas.

Padahal, perang Hamas-Israel dipicu bentrokan aparat Israel dengan warga Palestina di kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem Timur. Sementara, 70 persen warga Israel tak puas dengan hasil perang. Pemerintah dianggap terlalu cepat mengakhiri ketika target perang, yaitu menghancurkan seluruh infrastruktur militer Hamas, belum dicapai. Ini berarti mereka harus menghadapi hujan roket lagi dari Jalur Gaza di masa mendatang.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan