logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMerawat Kebebasan Sipil
Iklan

Merawat Kebebasan Sipil

Masih kuatnya intoleransi di Indonesia berpengaruh signifikan terhadap kebebasan sipil dan demokrasi yang dapat mengikis semangat kebangsaan dalam hidup bersama.

Oleh
SAIDIMAN AHMAD
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/hEmMi_Oir7JzKzcDkbYhLDnw1lo=/1024x754/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F20201125-Opini-7-Demokrasi-Pilihan-Pemilu_1606315347.jpg

The Economist Intelligence Unit (EIU) merilis indeks demokrasi dunia 2020. Dalam rilis itu, Indonesia menempati ranking 64 dari 167 negara. Walaupun posisi ini tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya, secara umum, skor demokrasi Indonesia mengalami kemunduran. Dihitung dari skala 1 sampai 10, di mana 1 adalah kondisi demokrasi terburuk dan 10 adalah yang terbaik, demokrasi Indonesia ada di angka 6.30. Skor ini lebih buruk dari tahun 2019, yakni 6.48.

Ada lima aspek yang diukur oleh The EIU, yakni proses elektoral dan pluralisme (electoral process and pluralism), bekerjanya dengan baik pemerintah (functioning of government), partisipasi politik (political participation), budaya politik (political culture), dan kebebasan sipil (civil liberties).

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan