logo Kompas.id
OpiniBelajar Puasa
Iklan

Belajar Puasa

Puasa menanamkan kejujuran untuk berani berkata benar kepada orang lain dengan keteguhan integritas untuk berani berkata benar kepada nurani sendiri. Kukuh menjalankan kebenaran dan kebaikan dengan sikap ihsan.

Oleh
Yudi Latif
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/G9cWFYUA01YlJTTHYF80EKaJI8I=/1024x1024/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F57674064_1562778339.jpg
NUT

Yudi Latif

Puasa melatih cara beragama secara dewasa. Beribadah bukan karena apa kata orang, melainkan apa kata nurani sendiri. Bermoral bukan karena paksaan dari luar, melainkan karena pancaran ketulusan dari dalam. Puasa melatih daya transendensi dari gravitasi syahwat bumi. Puasa yang masih terintimidasi makanan di warung atau melancarkan ”balas dendam” dengan menyantap makanan secara berlebih saat berbuka pertanda jiwa kekanak-kanakan yang masih melekat pada materi sebagai budak nafsu.

Puasa melatih keheningan untuk mendengarkan suara batin bicara. Puasa penuh ”teriak”, dengan menjalaninya di bawah tekanan hardikan dan ancaman siksaan, adalah puasa para budak, yang mendekati Tuhan hanya karena keterpaksaan rasa takut, bukan karena keasyikan rasa rindu para pencinta.

Editor:
Antony Lee
Bagikan