logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊPerlunya Partisipasi Publik...
Iklan

Perlunya Partisipasi Publik dalam Penanganan Hoaks

Fenomena hoaks dan disinformasi tak hanya permasalahan komunikasi yang menipu, melainkan fenomena yang terkait asas dasar kehidupan demokrasi yang mensyaratkan adanya ruang keterlibatan publik dalam pengelolaan negara.

Oleh
UBAIDILLAH
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ZUkN3V_clEvqWFQrTvoVwNPCbkI=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2F202102ILO-Lipsus-Hoaks-Vaksin-B_1614150225.jpg
KOMPAS/HARRY SUSILO

Aktivitas akun @JebulMania291 atau Kamandanu Ngapak di media sosial Twitter yang melontarkan cuitan tidak jelas berisi huruf acak tanpa makna dengan disertai tagar #TolakDivaksinSinovac tampak di layar telepon seluler warga di Jakarta, Minggu (21/2/2021). Cuitan tidak jelas yang disertai tagar #TolakDivaksinSinovac menjadi salah satu indikasi perilaku terkoordinasi dalam pelambungan tagar tersebut untuk menjadi topik utama Twitter pada 12 Januari 2021.

Budi Gunawan, Kepala Badan Intelijen Negara sekaligus guru besar di Sekolah Tinggi Intelijen Negara bidang ilmu intelijen studi strategis kajian keamanan nasional, bersama kolega STIN, Barito Mulyono Ratmono, menulis buku berjudul Kebohongan di Dunia Maya (2020).

Dua perwira polisi tersebut mendasari pembahasan dalam bukunya dengan kajian atas jaringan produksi hoaks dan ujaran kebencian di saracennews.com, postmetro.co, nusanews.com, portalpiyungan.co, dan NBCIndonesia.com

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan