Mencari Ruang Kritik Sastra
Ketika dua puluh naskah terpilih Sayembara Kritik Badan Bahasa 2020 dibukukan pada Desember 2020, dan beredar di kalangan pembaca, hal ini mengakhiri keterpasungan kritik sastra dari masyarakat pembacanya.
Skeptisisme Maneke Budiman bahwa kritik sastra surut, tertinggal jauh dari perkembangan sastra, mati atau sekarat diakuinya ternyata keliru. Kesadaran bahwa kritik sastra Indonesia tidak mati suri muncul ketika Badan Bahasa menyelenggarakan Sayembara Kritik Sastra 2020.
Kualitas tulisan yang terpilih dalam sayembara, yang kemudian dibukukan dalam Teks, Pengarang, dan Masyarakat (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2020), memberi kesadaran juri, seperti Seno Gumira Ajidarma, bahwa ”kritik sastra ternyata bukan sesuatu yang terlalu asing”. Teks-teks kritik sastra itu, dalam bahasa Maneke Budiman, ”berbobot isinya, membuka wawasan, dan mencerahkan”.