logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊSaatnya "Restart" Tujuan...
Iklan

Saatnya "Restart" Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Kesalahan dalam memahami SDGs membuat implementasi agenda pembangunan tanpa pijakan dan arah yang jelas. Jika berlanjut berbagai bencana ekologi dan sosial terus terjadi karena pengambil kebijakan salah memahami SDGs.

Oleh
FIRDAUS CAHYADI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/xyXQ6_rYu6K-o9RdjrVxmIBPHa4=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2F02a258f1-fd58-4fae-9a95-7bb8b7b0e01d_jpg.jpg
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS

Truk berupaya melewati kubangan air di Jalan Gubernur Syarkawi, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Selasa (9/2/2021). Ruas jalan nasional Trans-Kalimantan penghubung Kalsel dan Kalteng itu rusak parah akibat banjir beberapa waktu lalu.

Tahun 2021 diawali dengan bencana ekologi yang cukup memilukan di Kalimantan Selatan (Kalsel). Banjir bandang setinggi 2-3 meter melanda kawasan itu. Data per 20 Januari, seperti dikutip kompas.com, menyebutkan sebanyak 120.284 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir. Sementara korban meninggal adalah 21 orang. Banjir bandang itu juga menyebabkan 63.608 orang mengungsi.

Pemerintah berdalih bahwa banjir itu disebabkan oleh curah hujan yang ekstrem. Pernyataan pemerintah terkait dengan penyebab banjir di Kalsel itu sebenarnya juga didukung data dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG). Menurut BMKG, hujan dengan itensitas tinggi memang sempat menguyur wilayah Kalsel saat terjadinya banjir di awal tahun.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan