logo Kompas.id
OpiniOptimisme dan Realitas
Iklan

Surat Pembaca

Optimisme dan Realitas

Jangan asal melangkah, tetap perlu berbekal ilmu. Tanpa bekal ilmu akan menjadi tidak karuan hasilnya. Meski demikian, memiliki ilmu tetapi tidak diterapkan, itu namanya cuma mimpi.

Oleh
Hadisudjono Sastrosatomo
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/ZCE8qv_pErAWA8FaVzPRSsCRdoY=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2FWhatsApp-Image-2020-11-25-at-6.35.07-PM_1606312231.jpeg
Kompas

Di sesi kedua World Economic Forum (WEF) Special Virtual on Indonesia, para CEO dari berbagai perusahaan global berdialog dengan para menteri Kabinet Indonesia Maju, seperti Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Karena sejak kecil banyak berinteraksi dengan paman, ketika tumbuh besar saya banyak meminta berbagai nasihat kepada dia, termasuk hal-hal yang bersifat pribadi.

Salah satu wejangan yang melekat di benak saya pada saat ragu untuk bertindak adalah hal yang dikatakannya dalam bahasa Jawa: ”Lakoni sik, nek ora tok lakoni piye ngertine nek keliru. Nek keliru ya dibenakke.” (Laksanakan dulu, kalau tidak dilaksanakan, bagaimana bisa tahu kalau keliru. Kalau keliru, ya dibetulkan.)

Editor:
agnesaristiarini
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi: Optimisme dan Realitas".

Baca Epaper Kompas
Memuat data...
Memuat data...
Memuat data...