Surat Pembaca
Mengangkat Perempuan
Di kota kecil saya yang menolak pandangan peserta bahwa gadis-gadis pemakai rok mini sebagai remaja nakal, menuai hujatan dan umpatan. Penjelasan bahwa terpicunya gairah seksual karena persepsi, ditolak mentah-mentah.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2F20090221benD_1609244523.jpg)
Puluhan anak perempuan mengenakan pakaian tari rejang dalam rangkaian perayaan Tumpek Uduh di pusat Kota Denpasar, Bali, Sabtu (21/2/2009). Dalam perayaan Tumpek Uduh atau biasa disebut Tumpek Pengatag dan Wariga, itu umat Hindu Bali memuja Dewa Sangkara, manifestasi Tuhan sebagai penguasa tumbuh-tumbuhan.
Berkaitan dengan Hari Ibu, Kompas menyajikan tulisan dan beragam informasi tentang kondisi perempuan di negeri kita. Banyak hal tragis menimpa kaum perempuan, termasuk perlakuan yang merendahkan, mencerminkan timpangnya hidup bermasyarakat.
Perempuan masih menjadi bahan olok-olok, sasaran pelampiasan syahwat, dan kerap dituduh sebagai penyebab laki-laki berperilaku buruk. Dari pemicu laki-laki berselingkuh, kawin lagi, bahkan hingga memerkosa.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi: Mengangkat Perempuan".
Baca Epaper Kompas