logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMuhammadiyah, Sains, dan...
Iklan

Muhammadiyah, Sains, dan Kesehatan Publik

Keterlibatan aktif dalam mengatasi pandemi ini merupakan konsekuensi logis dari paham Muhammadiyah yang menganut Islam rasional dan pro-sains. Muhammadiyah berhasil tampil sebagai teladan dalam mengatasi pandemi ini.

Oleh
SUKIDI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/NHNl38DYqYI_6U4MFuYQod1F0j0=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F77103012-d921-43b5-9204-c7c8d4d59598_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Guru Agung Sudarwanto memimpin pementasan wayang kulit bertema pandemi di atap SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (16/10/2020). Kegiatan itu digelar untuk menyambut peringatan Hari Santri dan Hari Sumpah Pemuda. Pementasan itu menjadi salah satu sarana perwujudan ekspresi seni para pengajar sekolah itu di tengah kegiatan mengajar daring selama pandemi.

Dalam pidato 18 November 2020, Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasi atas kerja nyata Muhammadiyah mengatasi masalah kesehatan di masa pandemi. Kiprah nyata Muhammadiyah itu dilakukan melalui tim khusus Muhammadiyah Covid-19 Command Center, pelayanan di 82 rumah sakit di provinsi-provinsi.

Di tengah krisis kesehatan publik, bermuhammadiyah secara benar adalah berislam secara rasional, saintifik, dan berorientasi pada kesehatan publik (public health). Berislam secara rasional dan modern berakar kuat dalam tradisi Muhammadiyah. Sejak awal, Ahmad Dahlan meletakkan fondasi rasionalisme dalam gerakan pembaruan Islam.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan