logo Kompas.id
Opini”Laissez Faire”
Iklan

”Laissez Faire”

Sebagian masyarakat sebenarnya sudah berdisiplin, bernalar, dan berempati. Sayangnya, kebaikan ini tertutup oleh mereka yang tak peduli. ”Laissez faire”.

Oleh
Hadisudjono Sastrosatomo
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/S613aYt_TFN-a2E-Dwl9KmRF5no=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2Fa80f9789-f81f-4636-90e1-b670ac994726_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Aktivitas warga di pintu air BKT Malaka Sari, Jakarta Timur, Minggu (29/11/2020). Sejumlah tren menunjukkan kerumunan yang mengabaikan protokol kesehatan berdampak pada penambahan kasus positif Covid-19. Persentase kasus positif secara nasional masih berkisar 13 persen, padahal standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan persentasi kasus positif mesti di bawah 5 persen.

Perilaku masyarakat dalam menyikapi pandemi Covid-19 dapat menjadi bahan kajian pakar. Untuk menemukan cara yang pas mendidik masyarakat sehingga sadar bahaya.

Masyarakat Sunda membagi manusia menjadi dua. Pertama, yang sebelum melangkah berpikir engke kumaha? Bagaimana dampaknya nanti? Atau yang langsung melangkah dengan semboyan kumaha engke, bagaimana nanti. Urutan kata mengubah makna.

Editor:
agnesaristiarini
Bagikan