logo Kompas.id
OpiniRabun Kepatutan
Iklan

Rabun Kepatutan

Kita masih jauh menuju ”new deal” untuk menegaskan konsensus final sendi-sendi berbangsa dan bernegara. Tanpanya, kita akan sulit menetapkan dan menggapai tapal batas kemajuan baru (”new frontier”).

Oleh
Suwidi Tono
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/QwX8DVZD6tUGmDlRoEISOBYqlSM=/1024x544/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_11023495_11_0.jpeg
Kompas

Seorang pedagang kelontong melintas di depan mural di Cawang, Jakarta Timur, Selasa (18/9/2012), jelang pencoblosan Pilkada DKI putaran kedua. Pemilih kian aktif dan kritis dalam memilih kepala daerahnya karena menentukan nasib kota Jakarta selama lima tahun ke depan.

Dari khazanah ajaran klasik Jawa dikenal petuah ngono yo ngono ning ojo ngono . Pesan kearifan ini mengingatkan kita agar tidak melanggar norma kepatutan yang dapat merusak keselarasan. Landasan etik dan moral ini biasanya disampaikan sebagai sesanti bagi mereka yang memiliki kekuasaan dan pengaruh besar untuk mengubah tatanan.

Hari ini kita menjumpai banyak perilaku menyimpang secara kasatmata kaum elit. Benihnya tumbuh berkembang sejak lama dan seolah dapat ”pembenaran” dari sisi hukum positif dan praktik politik.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan