Penanganan Pandemi
Menghadapi Korona dengan Bahasa Sederhana
Hampir setiap provinsi di Indonesia memiliki suatu kantor atau balai bahasa yang ditugaskan melestarikan bahasa daerah. Mereka memiliki kompetensi menyusun materi tentang pandemi yang mudah dipahami masyarakat lokal.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F50cb636c-6628-482f-b3b4-415c109dbe02_jpg.jpg)
Warga melintas di depan mural komik Petualangan Tintin yang berisi anjuran untuk tetap di rumah di kawasan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (29/7/2020). Meski anjuran dan peringatan untuk mematuhi protokol kesehatan Covid-19 terus digaungkan, pengabaian di lapangan jamak ditemui.
Seiring pandemi Covid-19, terjadi banjir istilah asing. Sebut saja droplet, positivity rate, dan testing and tracing. Sekarang OTG, ODP, dan PDP sudah diganti dengan kasus suspek, kasus probable, dan kasus konfirmasi. Itu pun tetap berbau asing.
Mau bepergian naik kereta api sekarang kita tidak perlu lagi mengurus surat izin keluar masuk (SIKM), cukup mengurus surat corona likelihood metric atau CLM. Selain itu, masih ada real time polymerase chain reaction (RT-PCR), WFH, SFH, PSBB proporsional, PSBB transisi, dan lain-lain.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Menghadapi Korona dengan Bahasa Sederhana".
Baca Epaper Kompas