Seabad PK Ojong
PK Ojong dan Pramoedya
Perhatian PK Ojong kepada para pekerja kreatif, sebagaimana yang disampaikan Pramoedya, adalah sesuatu yang sangat dirindukan semua pengarang. Mungkinkah hal ini terjadi di masa datang sebagai harapan seabad PK Ojong?

Pramoedya Ananta Toer, sastrawan yang dipenjara di Pulau Buru sekitar tahun 1977, menyelesaikan karya-karyanya dengan sebuah mesin tik tua.
āAuwjong Peng Koen dari majalah Star Weekly meminta tulisan untuk majalahnya. Setiap tulisan ia beri honorarium yang cukup untuk makan sebulan dalam kesederhanaannya,ā tulis Pramoedya Ananta Toer dalam Nyanyi Sunyi Seorang Bisu 1. Ini terjadi di tengah masa optimisme dalam hidup Pramoedya.
Setelah pernikahan pertamanya yang gagal, Pramoedya menikah lagi dengan Maemunah Thamrin. āKehidupan [pernikahan] kami memang bahagia,ā aku Pramoedya. Kelahiran anak pertama mereka, disusul anak kedua, menambah kebahagiaan keluarga kecil itu. Dan, di tengah-tengah kebahagiaan inilah Auwjong Peng Koen meminta tulisan.