logo Kompas.id
OpiniTetes Embun Pekerja Seni
Iklan

Tetes Embun Pekerja Seni

Para pekerja seni berharap negara konsisten hadir di tengah krisis. Pertimbangan menyelamatkan bangsa/rakyat harus menjadi prioritas negara dibanding hal lain. Maka pemerintah selayaknya peduli nasib para pekerja seni.

Oleh
Indra Tranggono
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/YBBwYCq6e6MmKB62ODvkpEZMWo0=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2Fad2ec7c2-b3e4-4c91-8647-d6d074c115a8_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Wastro menggambar karikatur Presiden Joko Widodo melawan virus korona baru di jalan Pintu Besar Selatan, Jakarta Barat, Senin (13/4/2020). Hanya sedikit seniman yang menjual jasa gambar di kawasan tersebut karena kondisi pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta guna memutus mata rantai Covid-19.

”Kemanakah, di malam setelah Tembok Besar Cina selesai berdiri, para tukang batu itu pergi?” (Bertolt Brecht, 1898-1956)

Kebijakan pemerintah yang akan memberikan bantuan bagi para pelaku seni terdampak pandemi Korona Covid-19, beberapa waktu lalu, riuh dibicarakan di media massa, media sosial, dan kalangan seniman/budayawan. Saat itu, menyembulah harapan, para pekerja seni bisa memperpanjang napas.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan