logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊCovid-19: Resesi Demokrasi
Iklan

Covid-19: Resesi Demokrasi

Masyarakat sipil dan lembaga advokasi demokrasi harus merapatkan barisan. Tak perlu menunggu sampai pandemi Covid-19 usai. Pemulihan demokrasi harus dilakukan sebelum resesi demokrasi terus memburuk di negeri ini.

Oleh
Azyumardi Azra
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5zGPqonQfg9rADEZvovpud0dzd8=/1024x1324/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F09%2Fkompas_tark_26493041_53_1_1538021282.jpeg
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Azyumardi Azra

Covid-19 yang mewabah secara global menimbulkan disrupsi dan kekacauan dalam hampir semua aspek kehidupan: kesehatan, politik, ekonomi, sosial-budaya, dan agama. Gagap menghadapi pandemi yang menyebar cepat, beberapa pemerintah negara demokrasi, termasuk Indonesia, mengambil keputusan dan tindakan yang tidak selalu sejalan dengan prinsip demokrasi.

Akibatnya, wabah Covid-19 juga berdampak pada percepatan kemunduran demokrasi. Sekarang kian banyak ahli berargumen, akibat Covid-19, demokrasi tidak lagi sekadar mengalami decline (mundur) atau backsliding (meluncur ke belakang), lebih parah lagi memburuk menjadi resesi.

Editor:
Antony Lee
Bagikan