logo Kompas.id
OpiniCinta, Air Mata, dan Jurus...
Iklan

Cinta, Air Mata, dan Jurus Ambyar

Dalam ranah jenis musik apa pun, seperti pop, keroncong, dangdut, atau campursari, air mata dan derita menjadi jurus ampuh melukiskan suasana hati yang ambyar. Dan, tampaknya hukum ambyar ini berlaku lintas generasi.

Oleh
Frans Sartono
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/UVEbYbDLhoJ8jpUfo74uUosADyc=/1024x1344/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2FMAS-XAR-PROFILE-2_1584084277.jpg
Kompas

Frans Sartono, Wartawan di Kompas Gramedia 1989-2019.

Kepergian Didi Kempot seperti mengingatkan, derita dan air mata membanjir dalam lagu putus cinta. Dalam ranah jenis musik apa pun, seperti pop, keroncong, dangdut, atau campursari, air mata dan derita menjadi jurus ampuh untuk melukiskan suasana hati yang ambyar.

”Pamer Bojo” menjadi salah satu lagu wajib dalam penampilan Didi Kempot di mana saja. Lagu itu menggiring massa untuk melakukan joget dan koor massal. Dunia pertunjukan menyebutnya sebagai sing along yang menandai terhubungnya artis di panggung dan massa penonton di depannya. Saat itu ”massa partai” Didi Kempot larut dalam luapan keriangan.

Editor:
Sri Rejeki
Bagikan