Politik Identitas sebagai Dampak Ketimpangan
Penyebab segregasi sosial sesungguhnya bersifat amat konkret dan mendasar: menajamnya ketimpangan ekonomi dan sosial di tengah pertumbuhan ekonomi yang dianggap baik dan stabil 20 tahun terakhir.
Dekade terakhir, politik global diwarnai kebangkitan politik identitas dan populisme di berbagai belahan dunia. Brexit di Inggris berhasil menuntut cerai dari Uni Eropa yang dirasa terlalu mengatur urusan Inggris, fenomena Trump di AS berhasil mengubah corak Partai Republikan berkat dukungan kalangan konservatif sayap kanan.
Di Asia ada gerakan Hindutva di India yang memainkan sentimen nasionalisme Hindu; dan di Filipina ada Rodrigo Duterte, yang menggunakan sentimen ”merakyat” untuk menjustifikasi retorika garis keras. Di Indonesia pun politik identitas bukanlah hal asing. Kontestasi ”cebong dan kampret” pada Pemilihan Presiden 2019 dan, sebelum itu, Aksi Bela Islam pada pemilihan gubernur.