Aksi premanisme dari para jagoan ormas mareka berulah di Bekasi. Aksi premanisme timbul karena ketimpangan kesejahteraan.

”Nasi darurat” mencerminkan paradoks antara pertumbuhan ekonomi makro yang impresif dan realitas ketimpangan sosial yang mendalam.

Banyak warga Jakarta yang harus hidup di persimpangan antara mimpi pribadi dan kebutuhan keluarga. Pendapatan untuk rencana masa depan pun harus dikorbankan.

Sejauh mana masyarakat bisa memenuhi hak-hak dasar dan mengakses sumber daya? Kedua hal itu berkaitan dengan kemiskinan dan ketimpangan.

Upah riil secara global pada tahun 2023 hanya tumbuh sebesar 1,8 persen. Pada 2024, diprediksi tumbuh 2,7 persen. Namun, pertumbuhan itu tidak merata. 

Perjuangan melawan ketimpangan di tataran nasional sebenarnya adalah ”medan pertempuran” terdepan.

Ketimpangan bukan hanya soal pendapatan, melainkan juga akses informasi dan layanan.

Nilai tabungan masyarakat kelas menengah bawah terus menurun. Sebaliknya, kekayaan kelompok kaya kian meroket.