LIGA 2
Tak Juga Belajar dari Tragedi Kanjuruhan
Kericuhan dan penembakan gas air mata di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, Jawa Timur, seusai laga Liga 2 membuktikan penanganan kekerasan sepak bola tidak belajar dari horor berdarah Tragedi Kanjuruhan.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F20%2Fcf311b4c-826b-4646-8a70-02aa4e4f830b_jpg.jpg)
Pita plastik yang memalang gerbang sisi selatan Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, Jawa Timur, Senin (20/11/2023). Sehari sebelumnya, di sini terjadi kericuhan dan penembakan gas air mata seusai laga antara Gresik United dan Deltras yang berakhir dengan skor 1-2.
Setidaknya 30 orang terluka dalam kericuhan disertai penembakan gas air mata di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, Jawa Timur, Minggu (19/11/2023) malam. Sekitar 20 orang merupakan pendukung Gresik United, sedangkan 10 orang adalah anggota Kepolisian Resor Gresik.
Kericuhan terjadi seusai laga pekan kesembilan Grup 3 Liga 2 antara Gresik United dan Deltras Sidoarjo. Tuan rumah kalah 1-2 (0-0) dari tim tamu. Di sepak bola Jatim, bentrok dua tim ini disebut Derbi W karena kendaraan bermotor dari Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sidoarjo berpelat W. Kedua daerah bertetangga, berbatasan, dan mengapit Surabaya, ibu kota Jatim.