logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊPotensi Kerusuhan di Stadion...
Iklan

Potensi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Tidak Diantisipasi

Saksi Tragedi Kanjuruhan di Pengadilan Negeri Surabaya mengungkap potensi kericuhan atau kerusuhan tidak diantisipasi sehingga terjadi insiden berdarah yang menewaskan 135 jiwa dan lebih dari 600 jiwa terluka.

Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
Β· 1 menit baca
Hakim utama Abu Achmad Sidqi Amsya memberikan arahan kepada saksi sebelum dimulainya sidang lanjutan kasus Tragedi Kanjuruhan yang menghadirkan terdakwa Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris (kiri) dan Security Officer Suko Sutrisno di Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur, Kamis (19/1/2023). Sidang yang digelar secara luring dengan agenda mendengarkan keterangan saksi dari jaksa penuntut umum. Dalam sidang, JPU menghadirkan 18 saksi. Namun, satu saksi berhalangan hadir.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Hakim utama Abu Achmad Sidqi Amsya memberikan arahan kepada saksi sebelum dimulainya sidang lanjutan kasus Tragedi Kanjuruhan yang menghadirkan terdakwa Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris (kiri) dan Security Officer Suko Sutrisno di Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur, Kamis (19/1/2023). Sidang yang digelar secara luring dengan agenda mendengarkan keterangan saksi dari jaksa penuntut umum. Dalam sidang, JPU menghadirkan 18 saksi. Namun, satu saksi berhalangan hadir.

SURABAYA, KOMPAS β€” Saksi Tragedi Kanjuruhan dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Surabaya, Kamis (19/1/2023), mengungkapkan, potensi kericuhan dan kerusuhan tidak diantisipasi oleh panitia pelaksana dan petugas keamanan. Saksi juga melihat tembakan gas air mata dari lapangan yang menyebabkan penonton di tribune panik. Dalam suasana panik, tidak ada imbauan kepada penonton.

Seusai laga lanjutan Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, 1 Oktober 2022 terjadi kericuhan karena masuknya sejumlah pendukung sepak bola ke lapangan. Situasi itu dibalas dengan penembakan gas air mata oleh petugas keamanan yang memicu insiden mengakibatkan kematian 135 jiwa dan lebih dari 600 jiwa terluka yang hampir seluruhnya Aremania atau pendukung Arema FC.

Editor:
WISNU AJI DEWABRATA
Bagikan