logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊMembumi dan Meditasi
Iklan

Membumi dan Meditasi

Berpikir membumi, dibantu dengan meditasi, menjadi kunci para atlet untuk menjaga kesehatan mentalnya di tengah situasi sulit akibat pandemi. Layanan memperkuat mental lewat "mindfulness" pun bisa menjadi pilihan atlet.

Oleh
YULIA SAPTHIANI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zrN4hD4H1PQocnNnLaAuLrU1Xbs=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F20200206MYE18_1581171313.jpg
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Yudhi Gejali, seorang instruktur meditasi sedang memberikan materi di sela-sela kegiatan meditasi yang diselenggarakan oleh komunitas meditasi Tergar Indonesia di Jakarta, Kamis (6/2/2020). Melakukan meditasi bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental seseorang, termasuk atlet, di era pandemi Covid-19.

Mengatasi masalah kesehatan mental dilakukan dengan cara berbeda-beda, baik oleh individu maupun lembaga. Klub sepak bola besar di Eropa misalnya, memantau kondisi pemain melalui staf bidang kesejahteraan pemain, pelatih mental, atau psikolog olahraga. Adapun klub-klub kecil hanya memberikan arahan seadanya, tanpa komunikasi yang intens.

Peraturan penutupan wilayah membuat klub menerapkan kebijakan berbeda-beda, terutama untuk pemain asing. Ada yang membiarkan mereka kembali ke negara asalnya sambil menanti berakhirnya krisis pandemi Covid-19, ada pula yang meminta  tetap bertahan di klub. Peraturan menetap di klub dilakukan agar tidak kesulitan memanggil para pemain asing itu saat liga kembali bergulir.

Editor:
Yulvianus Harjono
Bagikan