LAPANGAN MERDEKA MEDAN
Elegi Lapangan Merdeka Medan, Hilangnya Memori Kota Kami...
Suara seniman teater menggelegar di antara raungan buldoser, menangisi situs bersejarah Lapangan Merdeka yang hancur.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F11%2F01%2F7cf4430e-1c56-444f-acd8-f1189b914e14_jpg.jpg)
Teater Rumah Mata menggelar teater jalanan sebagai bentuk protes pembangunan Lapangan Merdeka yang justru merusak nilai sejarahnya, di lokasi proyek Lapangan Merdeka, Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (1/11/2024).
Revitalisasi Lapangan Merdeka di Kota Medan, Sumatera Utara, disesalkan oleh sejumlah elemen masyarakat setempat. Ruang publik itu dianggap memiliki nilai sejarah dan budaya yang seharusnya dilindungi sebagaimana cagar budaya lainnya. Bukannya dikeruk dan dirombak total dengan mengabaikan nilai-nilai intrinsik di dalamnya.
Suara seniman Teater Rumah Mata menggelegar di antara raungan buldoser yang mengeruk tanah bersejarah Lapangan Merdeka, Kota Medan. Mereka menangisi kondisi Lapangan Merdeka yang telah hancur sebagai situs bersejarah, situs proklamasi, ruang publik, dan cagar budaya.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 4 dengan judul "Elegi Lapangan Merdeka Medan ".
Baca Epaper Kompas