logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKonflik Bendungan Mbay Lambo, ...
Iklan

Konflik Bendungan Mbay Lambo, Ketua Suku Pun Dicaci Maki Bocah Ingusan

Proyek Bendungan Mbay Lambo di Nagekeo, NTT, menghadirkan sederet masalah. Konflik lahan muncul, relasi sosial retak.

Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
Β· 1 menit baca
Hamparan lahan untuk pembangunan Bendungan Mbay Lambo di Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, yang sedang dalam proses pembangunan, Rabu (21/8/2024). Luasan lahan itu sekitar 700 hektar.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Hamparan lahan untuk pembangunan Bendungan Mbay Lambo di Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, yang sedang dalam proses pembangunan, Rabu (21/8/2024). Luasan lahan itu sekitar 700 hektar.

Sebanyak 36 orang meloncat dari atas truk. Mereka membawa parang, tombak, dan potongan kayu. Ancaman, umpatan, dan makian mereka lontarkan kepada Daniel Dhima (59), Ketua Suku Nakabani, yang sedang memasang pagar pembatas lahan, suatu siang pada Agustus 2024.

Orang-orang itu lalu hendak menyerang Daniel, tokoh adat yang disegani dan dihormati di Desa Ulupulu, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Daniel memimpin satu dari 17 suku yang sudah bertahun-tahun menjadi bagian dari tatanan adat kampung tersebut.

Editor:
HARIS FIRDAUS
Bagikan