BANJIR BANDANG
27 Ton Garam Ditebar, Modifikasi Cuaca untuk Penanganan Darurat Bencana di Sumbar Segera Diakhiri
Operasi teknologi modifikasi cuaca dinilai efektif menekan curah hujan mencegah bencana "galodo" susulan di Sumbar.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F28%2F5f237175-4c76-40dc-8369-e9a614dcf203_jpg.jpg)
Petugas menyiapkan pesawat caravan PK-SNN untuk pelaksanaan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) hari ke-14 dalam penanganan darurat bencana banjir bandang atau galodo dan lahar hujan Gunung Marapi di Bandara Internasional Minangkabau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Selasa (28/5/2024).
PADANG PARIAMAN, KOMPAS — Penerapan teknologi modifikasi cuaca untuk penanganan darurat bencana banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatera Barat segera diakhiri. Selama dua pekan beroperasi, teknologi modifikasi cuaca relatif efektif mengurangi curah hujan di lokasi bencana di sekitar Gunung Marapi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) sejak 15 Mei lalu. Hingga Selasa (28/5/2024) siang, sudah 27 sorti atau 27 penerbangan dengan 27 ton garam atau natrium klorida (NaCl) ditebarkan untuk meredistribusikan hujan ke lokasi yang tidak berpotensi bencana.