logo Kompas.id
NusantaraIsu Lumbung Pangan ”Dijual”...
Iklan

Isu Lumbung Pangan ”Dijual” dalam Debat Cawapres, Bencana Ekologi Jalan Terus

Isu lumbung pangan digunakan untuk saling serang dan bertahan dalam gagasan debat cawapres.

Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
· 1 menit baca
Kawasan cetak sawah yang terbengkalai selama satu tahun di Desa Pilang, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, MInggu (9/10/2022). Desa ini menerima ekstensifikasi dari program lumbung pangan (<i>food estate</i>) dengan mengganti ladang menjadi sawah.
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Kawasan cetak sawah yang terbengkalai selama satu tahun di Desa Pilang, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, MInggu (9/10/2022). Desa ini menerima ekstensifikasi dari program lumbung pangan (food estate) dengan mengganti ladang menjadi sawah.

PALANGKARAYA, KOMPAS — Isu lumbung pangan atau food estate di Kalimantan Tengah kerap disebut dalam debat calon presiden dan wakil presiden. Namun, masyarakat di sekitar lahan food estate masih saja gamang menghadapi persoalan lahan hingga bencana ekologi.

Pada Minggu (21/1/2024) malam, isu food estate kembali mencuat dalam debat keempat. Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, menanyakan soal kebijakan impor pangan ke Gibran Rakabuming Raka, cawapres nomor urut 2. Gibran menjawabnya dengan food estate di Kabupaten Gunung Mas, Kalteng.

Editor:
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
Bagikan