logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊPetani Keluhkan Harga Kedelai ...
Iklan

Petani Keluhkan Harga Kedelai Turun, Ongkos Giling Naik 30 Persen

Petani kedelai di Sidoarjo mengeluhkan harga kedelai yang cenderung turun di pasaran. Padahal, biaya produksi pertanian, terutama ongkos giling, naik sebagai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak.

Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
Β· 1 menit baca
Petani menggiling kedelai pada mesin penggiling di Desa Pagarngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (25/9/2022). Harga kedelai turun menjadi Rp 10.200 per kilogram (kg) dari Rp 11.600 per kg pada Agustus lalu seiring datangnya masa panen raya. Padahal, biaya produksi, terutama ongkos giling, naik 30 persen akibat kenaikan harga bahan bakar minyak.
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI

Petani menggiling kedelai pada mesin penggiling di Desa Pagarngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (25/9/2022). Harga kedelai turun menjadi Rp 10.200 per kilogram (kg) dari Rp 11.600 per kg pada Agustus lalu seiring datangnya masa panen raya. Padahal, biaya produksi, terutama ongkos giling, naik 30 persen akibat kenaikan harga bahan bakar minyak.

SIDOARJO, KOMPAS β€” Petani kedelai di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, saat ini memasuki masa panen. Namun, mereka mengeluh karena harga kedelai yang cenderung turun di pasaran. Padahal, biaya produksi pertanian, terutama ongkos giling dan upah buruh tani, naik sebagai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak.

Masa panen kedelai itu setidaknya berlangsung di Desa Pagarngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Minggu (25/9/2022). Hamparan lahan pertanian sekitar 6 hektar (ha) di Dusun Bendet, yang dipenuhi tanaman kedelai, hampir separuhnya telah dipanen. Bahkan, kedelai yang dijemur di tengah sawah sudah mengering dan siap digiling untuk memisahkan biji dari kulitnya.

Editor:
RINI KUSTIASIH
Bagikan