logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKesulitan Melaut, Nelayan di...
Iklan

Kesulitan Melaut, Nelayan di Pantura Jateng Meminta Solar Harga Khusus

Naiknya harga solar membuat para nelayan di pantura Jateng tidak melaut. Kondisi itu membuat ribuan awak buah kapal kehilangan potensi pendapatan dan menganggur.

Oleh
KRISTI DWI UTAMI
Β· 1 menit baca
Pemberitahuan terkait kenaikan harga bahan bakar jenis solar untuk industri perikanan dipasang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, Jawa Tengah, Rabu (3/11/2021). Tiga bulan terakhir, harga solar industri perikanan merangkak naik dari Rp 9.500 per liter menjadi Rp 11.000 per liter.Jika dipaksakan melaut, uang bagi hasil perikanan antara pemilik kapal dan para anak buah kapal akan semakin sedikit karena harus dipotong untuk menutup biaya operasional yang membengkak.
KRISTI DWI UTAMI

Pemberitahuan terkait kenaikan harga bahan bakar jenis solar untuk industri perikanan dipasang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, Jawa Tengah, Rabu (3/11/2021). Tiga bulan terakhir, harga solar industri perikanan merangkak naik dari Rp 9.500 per liter menjadi Rp 11.000 per liter.Jika dipaksakan melaut, uang bagi hasil perikanan antara pemilik kapal dan para anak buah kapal akan semakin sedikit karena harus dipotong untuk menutup biaya operasional yang membengkak.

SEMARANG, KOMPAS β€” Ribuan kapal nelayan dengan berbagai ukuran dan alat tangkap di pantura Jawa Tengah tidak bisa melaut lantaran melambungnya harga solar. Nelayan berharap pemerintah bisa menentukan harga solar khusus untuk meringankan beban itu.

Setidaknya empat bulan terakhir, harga solar untuk industri terus merangkak naik. Puncaknya, terjadi pada dua pekan terakhir, mencapai Rp 17.000 per liter atau hampir dua kali lipat dari sebelumnya, Rp 8.000 per liter. Kenaikan itu membuat biaya operasional melaut membengkak, membuat para pemilik kapal kesulitan melaut.

Editor:
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
Bagikan