Iklan
Tanahnya Diakui Negara, Masyarakat Adatnya Tidak
Masyarakat suku Paser dan suku Balik sudah puluhan tahun merasakan hutan dan lahan mereka digunakan untuk industri dan transmigrasi tanpa ada kompensasi. Kini mereka dihadapkan pada proyek ibu kota negara.
Sibukdin (60) berjalan ke tepi Sungai Sepaku di belakang rumahnya. Ia bercerita, saat usianya belasan tahun, tepi sungai itu menjadi tempatnya mencari buah-buahan yang mereka sebut kendis, bumunyong, dan kendui. Kini, buah-buahan itu sudah tak bisa didapat. Sekalipun ada, letaknya jauh di dalam hutan.