logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊDifabel Netra Mengejar Harapan...
Iklan

Difabel Netra Mengejar Harapan Hidup yang Kian Menjauh di Manado

50 tahun terakhir, Manado menjadi titik kumpul bagi penyandang disabilitas netra dari delapan provinsi di timur Indonesia berkat kehadiran Sentra Tumou Tou. Namun, perubahan besar tengah berlangsung di panti sosial itu.

Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
Β· 1 menit baca
Bobby Onsent (46), pemilik Klinik Pijat Nusantara, ketika ditemui di Sekretariat Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia Sulawesi Utara di Manado, Sulut, Selasa (26/4/2022).
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Bobby Onsent (46), pemilik Klinik Pijat Nusantara, ketika ditemui di Sekretariat Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia Sulawesi Utara di Manado, Sulut, Selasa (26/4/2022).

Mati. Hanya itu yang Bobby Onsent kecil pikirkan setiap hari pada 1990. Ketika teman-teman sebayanya bersekolah, bermain, dan tertawa bersama, ia justru lebih suka mengurung diri di kamar. Bara semangat dalam sukmanya telah padam sama sekali.

Pada usia yang masih sangat muda, 14 tahun, Bobby mengalami kebutaan karena glaukoma. Ia pun berpikir, tak ada lagi gunanya hidup jika mata tak lagi dapat melihat terang. ”Tiap hari saya cuma makan, tidur. Tinggal menghitung hari, kapan akan mati, ya? Kenapa lama sekali?” kata Bobby, kini 46 tahun, suatu siang di akhir April 2022.

Editor:
MOHAMAD FINAL DAENG
Bagikan