logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊMerawat Jejak Sejarah dengan...
Iklan

Merawat Jejak Sejarah dengan Wisata

Keprihatinan sejumlah pihak menghidupkan lagi denyut nadi bangunan kuno sarat sejarah yang sempat terhenti. Ancaman tergerusnya ingatan warga atas riwayat kotanya pun memudar seiring bergeliatnya wisata berbasis sejarah.

Oleh
Nino Citra Anugrahanto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/DvqDOdvT_g4SQT1e-SBkkpZ9z9g=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2022%2F01%2Fa6b4771d-9743-4481-9477-9f62d2ecc7d4_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Pesepeda melintas di depan bangunan cagar budaya De Tjolomadoe di Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (6/1/2022). Bangunan bekas Pabrik Gula Colomadu yang berdiri tahun 1861 pada masa kepemimpinan KGPAA Mangkunegara IV itu saat ini dimanfaatkan sebagai destinasi wisata dan tempat menggelar bermacam acara.

Surakarta Raya kaya akan jejak sejarah. Dibuktikan dari peninggalan bangunan-bangunan tua. Sebagian bangunan tua sempat tidak terawat. Atas keprihatinan sejumlah pihak, warisan sejarah itu direvitalisasi hingga berdaya tarik wisata. Aktivitas wisata yang ada justru menjadi napas dan denyut dari bangunan kuno sekarang ini.

Satya Widasanti (52), wisatawan asal Yogyakarta, tampak serius membaca perjalanan Pabrik Gula (PG) Colomadu yang dituliskan pada tembok salah satu sudut di Museum De Tjolomadoe, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (30/12/2021). Putrinya, Abriel (7), menyimak informasi yang dibacakan itu dengan saksama. Kepalanya mengangguk-angguk seolah mengerti penjelasan yang dibacakan sang ibu.

Editor:
Hamzirwan
Bagikan