logo Kompas.id
NusantaraRindu ”Ngirup Cuko” dan ...
Iklan

Rindu ”Ngirup Cuko” dan Pempek Palembang

Larangan mudik membuat banyak ”wong Pelembang” yang ada di rantau tidak bisa ”balik dusun” (pulang kampung). Mereka tidak bisa berkumpul bersama keluarga, termasuk mencicipi pempek dan ”ngirup” (meminum) ”cuko”-nya.

Oleh
RHAMA PURNA JATI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/DXC41ksbqKNCSljnRa0FuocXVjo=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2F20210430_141728_1620550347.jpg
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI

Seorang anggota staf di toko Jimmy Devaten, Palembang, Sumatera Selatan, sedang membuat pempek lenggang, Jumat (30/4/2021). Ini menjadi salah satu jenis pempek yang paling dicari saat Lebaran tiba.

Larangan mudik membuat banyak wong Pelembang yang ada di rantau tidak bisa balik dusun (pulang kampung). Mereka tidak bisa berkumpul bersama keluarga, termasuk mencicipi pempek dan ngirup (meminum) cuko-nya. Pempek bukan sekadar kuliner biasa, melainkan menjadi perekat persaudaraan bagi mereka yang menikmatinya.

Bagi Mutia Muchlisah (27), sedih rasanya tidak bisa berkumpul bersama keluarga di Palembang karena adanya larangan mudik. Padahal, setiap tahun, dia selalu kembali ke kampung halaman untuk bersilaturahmi bersama keluarga dan handai tolan. ”Setiap tahun saya pulang empat sampai lima kali ke Palembang, salah satunya di hari Lebaran,” kata Mutia dihubungi dari Palembang, Minggu (9/5/2021).

Editor:
Rini Kustiasih
Bagikan