logo Kompas.id
NusantaraMasjid Agung Sang Cipta Rasa, ...
Iklan

Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Warisan Wali untuk Indonesia

Masjid Agung Sang Cipta Rasa bisa menjadi penguat kebersamaan, toleransi, hingga perlawanan terhadap pandemi. Tradisi azan ”pitu” menjadi senandung kisah yang mengiringinya.

Oleh
abdullah fikri ashri
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Nlxj0ZfCs4w24wqBBzyJmRRqD8I=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2Fb3893026-efca-4d56-82cd-a8fb2231515b_jpg.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Tujuh muazin melantunkan azan secara serentak menjelang shalat Jumat di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Kota Cirebon, Jawa Barat, Jumat (30/4/2021). Tradisi yang berlangsung ratusan tahun itu dikenal dengan sebutan azan pitu. Ketujuh muazin merupakan pengurus masjid secara turun temurun.

Satu per satu anggota jemaah mulai memasuki Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Kota Cirebon, Jawa Barat, Jumat (30/4/2021) sekitar pukul 11.00. Hampir semua saf di ruang utama masjid penuh, kecuali saf keenam tepat di depan mimbar. Selama berabad-abad, setiap Jumat, tempat itu dikhususkan untuk tujuh orang istimewa.

Sama dengan saf lainnya, tempat itu juga beralas permadani. Namun, ada lima mikrofon menggantung di atasnya. Tujuh pria bergamis putih dan berserban kemudian mengisi saf kosong itu. Mereka menebar senyum, mengatupkan dua tangan, dan menyapa jemaah lain. Aroma wewangian tercium.

Editor:
Rini Kustiasih
Bagikan