logo Kompas.id
NusantaraSopir dan Kernet Menggantung...
Iklan

Sopir dan Kernet Menggantung Asa di Kala Paceklik ”Mudik”

Larangan mudik yang diberlakukan pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19 membuat sejumlah pekerja di bidang transportasi merugi. Mereka berharap tidak ada lagi larangan mudik pada tahun-tahun berikutnya.

Oleh
KRISTI DWI UTAMI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/gEYfbpNisYChJZvDNXuX2wk1RwA=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2Fa7aee874-a87a-4992-b8b8-060e7dcac53c_jpg.jpg
KOMPAS/KRISTI DWI UTAMI

Warga melintas di dekat bus-bus yang terparkir di Terminal Dukuhsalam, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (23/4/2021). Terminal yang biasanya didatangi belasan ribu penumpang setiap hari itu kini sepi karena pandemi dan adanya kebijakan larangan mudik.

Sudah jatuh tertimpa tangga. Ungkapan itu cocok untuk menggambarkan kondisi para sopir dan kernet angkutan umum yang saat belum sepenuhnya bisa bangkit dari hantaman pandemi Covid-19 sudah harus dihajar oleh larangan mudik.

Dua pekan jelang Lebaran biasanya menjadi waktu-waktu tersibuk para sopir dan kernet bus antarkota antarprovinsi (AKAP) di Terminal Dukuhsalam, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Pada waktu-waktu tersebut, para sopir dan kernet hampir tidak punya waktu untuk pulang. Mereka lebih banyak berada di jalanan, menjemput para perantau yang hendak mudik.

Editor:
Rini Kustiasih
Bagikan